Friday, November 6, 2015

Ngantri buat Gudek.....seru apa aneh....jawabannya disini

Salam Pariwisata........nggak seru piknik tanpa makanan maknyusssss....
Ono maneh ...bahasa jawa yang artinya ada lagi yang menarik lagi-lagi kuliner Jogja.....Buka tempatnya aja jam 23.00 hmmmmmm......bukan buka buat dunia lain tapi memnang gudeg basah banyak buka malam kalau dijogja sampai jelang pagi itupun kalau masih kalau nggak siap-siap gudek sesi siang bagian gudek keringnya......
jangan harap anda berpikiran restoran dengan meja kursi dan perlengkapan saji lainnya  tapi rasa hangat seperti keluarga saat anda datang ke gudek yang satu ini....Gudek Pawon berada di jalan janturan umbulharjo ini layak anda coba....makin malam makin antri menuju sebuah pawon atau dapur masak ini......bukan antri BPJS lho...tapi antri diladenin nasi hangat,gudek bsah yang hmmm,dilengkapi lauk pindang telor dan daging ayam dengan suasana dapur tradisional ehehhehh....serasa dirumah eyang katanya....soal rasa jangan tanya.....DIJAMIN.....dan yang paling penting cobain ngantri dipawon atau dapur ini.....biar bisa cerita buktiin................

Bakmi godok Jogja Mbah Mo dan Pak tris Bantul Punya

Salam Pariwisata........
Enaknya makanan dijogja salah satunya Bakmi Jawa,saat ke jogja ada 2 ikon bakmi yang patut dijoba nggak mudah untuk mencarinya 12 km dari nol kilometernya Jogja. ya bakmi Mbah Mo dan bakmi Pak tris...sensasi pencarian dan rasa akan menjadi satu di lidah membuat anda akan teringat sensasi rasanya yang orang bilang sering menggunakan istilah makk nyusss....
Mr Kennet owner Midtown tertawa saat perjalanan pulang dari dari Bakmi Mbah Mo setelah menikmati rasa dan menimati perjalanan yang boleh dibilang seru ujar mereka malam-malam diantara sawah dan perkampungan." baru ini mas jalan malam gelap ke kampung hanya untuk bakmi tapi hmmm saya suka mas mantap...."
Buka dari jam 18.00 wib sampai habis membuat kadang kita harus antri dengan cara mengolah per porsi membuat cita rasa yang selalu terjaga...datang awal enak atrinya dikit kalau pas datang telat bisa jadi antrian menunngu sampai 30 porsi waiting list...hehhehehe seru nggak tuh kalau laper nungguin masak segitu porsi.......jangan khawatir mulai pejabat,artis siapa aja rela antri demi seporsi makanan ini.....penasaran harusnya.........so ke jogja ya coba aja cita rasa masakan satu ini..........

Fakta Menarik Tentang Brunei Darussalam

SUMBER: FAHMIANHAR.COM

Sebenarnya, keinginan mengunjungi negara Brunei Darussalam yang terletak di utara Borneo sudah muncul sejak jaman saya masih di bangku sekolah dasar. Ceritanya saya penasaran tingkat kecamatan gara-gara dalam pelajaran IPS disebutkan bahwa negerinya Sultan Hasanal Bolkiah ini katanya adalah salah satu negara yang paling kaya raya makmur sentosa sejahtera membahana.

 

Sampai akhirnya, setelah sekian puluh tahun waktu berselang, keinginan itu terwujud. Minggu, 18 Mei 2014 jam 9 pagi saya dan istri menginjakkan kaki di tanah sang Sultan untuk pertama kalinya. Terharu…

 

 

Kampong Ayer Bandar Seri Begawan Brunei

Kampong Ayer

Perjalanan ke Brunei Darussalam ini adalah rangkaian #NorthBorneoTrip. Start dari Yogya, transit semalam di Kuala Lumpur, lanjut menuju Bandar Seri Begawan, kemudian landtrip menelusuri jalanan diantara hutan Kalimantan bagian utara menuju Limbang, Lawas dan berakhir di Kota Kinabalu. Dari KK saya lanjut terbang ke Johor Bahru, lintas batas via Woodlands ke Singapura untuk kembali ke Yogyakarta. Hufftt… what a journey!

Tapi bagi saya, salah satu highlight #NorthBorneoTrip ini adalah untuk membuktikan berbagai informasi yang pernah saya dapatkan tentang negara kecil penghasil minyak ini. Maklum sudah memendam rasa penasaran itu sejak puluhan tahun.

 

***************

 

Beruntungnya kami. Ketika sedang celingak-celinguk menunggu purple bus di luar arrival hall Brunei International Airport, tanpa sengaja kami bertemu dengan Mas Marzuki, yang ternyata wong jowo, orang Magelang juga. Beliau sudah mukim disini belasan tahun. Begitu tahu kami juga orang Magelang, maka tanpa basa-basi Mas Marzuki malah menawarkan diri mengantar kami menuju Pusat Bandar. Pusat kotanya Bandar Seri Begawan. Kejadian ajaib ini semakin meyakinkan saya bahwa “Tuhan itu selalu ada bersama para pejalan”.

 

Nah, singkat cerita, Mas Marzuki tidak hanya mengantarkan kami sampai di Pusat Bandar saja, namun malah menawarkan diri menemani keliling Brunei dengan Vios-nya. Subhanallah. Rejeki apa lagi ini?

 

Kami lalu berkunjung ke Museum Teknologi Melayu, Museum Brunei, Museum Royal Regalia, Makam Sultan Bolkiah ke-5, Museum Kampong Ayer, Pasar Kianggeh, Istana Nurul Iman, Istana Nurul Izzah, Masjid Omar Ali Saefuddin, Masjid Jame Asr Hasanil Bolkiah, Masjid As-Solihin, The Empire Hotel & Country Club, Jerudong Park dan masih banyak lagi. Kapan-kapan diulas satu-satu deh, panjang ceritanya soalnya hehe.

Royal Regalia Museum Brunei

Main Hall Royal Regalia Museum

Jadi setelah jalan-jalan keliling Brunei, berikut fakta-fakta menarik seputar negara Brunei Darussalam yang saya dapatkan berdasarkan informasi dari masyarakat lokal :

 
  • Sepi. Iya, sepi. Itu kesan pertama yang saya dapatkan sesaat setelah landing di Brunei International Airport. Kompleks bandara tak terlalu besar. Mirip-mirip Adisumarmo Solo lah.

  • Semua jalan raya mulus, rapi dan tertib. Bahkan untuk highway/jalan raya antar negara sekalipun.

  • Pengendara mobil di Brunei sangat menghormati penyeberang jalan. Selama kita menyeberang di zebra cross, mau sekencang apapun mobilnya pasti akan berhenti untuk memberi kesempatan penyeberang jalan dahulu. Hebat! Tapi kalau kita menyeberang jalan tidak di zebra cross, ya no excuse! Tabrak mah tabrak aja haha.

  • Negara ini menganut sistem pemerintahan monarki absolut. Sultan rules!

  • Negara memberikan fasilitas kesehatan gratis. Bahkan apabila memang tidak bisa ditangani di rumah sakit Brunei dan harus dibawa ke luar negeri, ke Singapore, Inggris, Jerman misalnya, tetap semua dibiayai oleh negara. Kece yak! Tapi lebih pilih sehat lah…

  • Biaya pendidikan seluruh rakyat Brunei mulai dari TK sampai Universitas ditanggung oleh negara. Gratis!

  • Penduduk sipil yang berusia diatas 60 tahun mendapatkan tunjangan hari tua setiap bulannya.

  • Nggak ada itu namanya jalan tol berbayar. Semua akses jalan gratis. Lewat mah tinggal lewat aja. Padahal aspal jalanannya mulus dan lebar.

  • Brunei itu negara dzikir. Dimana-mana banyak papan lafadz dzikir untuk mengingatkan warganya agar tetap mengingat Allah SWT selama berkendara. Mungkin ini salah satu alasan mengapa disini sangat jarang terjadi kecelakaan kali ya.

  • Parkir mobil di hampir semua public space gratis. Nggak ada apa itu namanya… tukang parkir pake rompi kuning/biru terang bawa peluit. Nggak ada yang namanya pak ogah minta gopek di perempatan jalan. Semuanya rapi, tertib. Eh tapi ada juga sih beberapa gedung yang menerapkan parkir berbayar, karena dikelola oleh swasta, bukan pemerintah Brunei.

  • Ada yang unik mengenai parkir mobil disini. Di beberapa tempat, parkiran mobil disediakan kipas angin untuk mobilnya. Seriusan ini mobilnya dikipasin biar gak kepanasan? Yassalam !

Parkir Mobil Brunei

mobil parkir aja disediakan kipas angin. ckckck

  • Di Brunei Darussalam, mobil adalah kebutuhan. Bukan lagi barang mewah. Hampir semua orang disini punya mobil. Bisa jadi satu orang satu mobil. Bahkan saya melihat di halaman rumah lazim terparkir beberapa mobil. Nah, cara membedakan orang Brunei kaya/biasa-biasa saja adalah dengan melihat jenis mobilnya. Kalau cuma pakai mobil-mobil Jepang, Korea, itu orang biasa. Kalau ada yang naik mobil-mobil Eropa barulah itu biasanya orang kaya.

  • Orang Brunei jarang memiliki & menggunakan sepeda motor. Selama saya disini, bisa dihitung lah jumlah sepeda motor yang saya lihat. Tak sampai 10 motor. Malah kadang sekalinya lewat, jenis motornya Harley Davidson gitu. Kampret! Tapi ada juga sih yang bawa motor bebek gitu. Biasanya kalau nggak muka-muka Bangladesh, yaa… orang Indonesia yang bekerja disini hihihi.

  • Banyak orang bilang: “Mau ngapain ke Brunei? Nggak ada apa-apa di sana”. Memang sih, disini sepi, tidak banyak destinasi wisata. Hanya ada beberapa museum milik pemerintah. Dan beberapa situs makam kuno. Tapi bagi saya, setiap daerah tetap memiliki daya tarik tersendiri kok. Brunei pas untuk orang yang ingin mengetahui budaya Melayu, Dayak dan Kesultanan.

  • Akhir pekan adalah waktu bagi warga untuk keluar rumah menghabiskan waktu dengan liburan di pantai. Ada pantai tungku, muara, jerudong dan beberapa pantai lain. Bahkan saya melihat sendiri panjangnya antrian mobil-mobil di pinggir jalan raya trans-nasional yang akan belok ke arah pantai.

  • Fasilitas perumahan rakyat dengan kredit lunak dari Sultan.

Istana Nurul Iman Brunei Darussalam

Istana Nurul Iman Brunei Darussalam

  • Ada banyak istana di Brunei. Istana Nurul Iman adalah istana utama tempat tinggal Sultan dan keluarga intinya. Ada juga istana-istana lain untuk istri dan putra-putri pangeran Sultan. Diantaranya Istana Nurul Izzah, Istana Azzahra, Istana Darul Hana (Istana Lama), Istana Edinburgh yang biasa digunakan untuk para tamu negara, dll.

  • Sultan menjabat raja, kepala negara, perdana menteri, menteri keuangan sekaligus menteri pertahanan.

  • Jabatan menteri di Brunei Darussalam adalah seumur hidup.
  • Pada hari Jumat, ketika tidak sedang melakukan kunjungan ke luar negeri, Sultan kadang melakukan shalat jumat di masjid kampung-kampung untuk membaur dengan rakyat.

  • Sultan mengadakan open house setiap hari raya Idul Fitri hari ke 2 di Istana Nurul Iman. Terbuka untuk siapa saja. Kapan-kapan pengen ikutan ah!

  • Setiap Maulud Nabi, ada acara Perarakan Agung namanya. Digelar di lapangan Sir Muda Omar Ali Syaifudin, alun-alunnya pusat bandar. Sultan pun akan berjalan kaki keliling kota bersama masyarakat.

  • So far, hanya ada 2 pusat perbelanjaan besar di Brunei, yaitu The Mall Gadong dan Mall Yayasan Sultan. Jauh lah kalau dibandingkan dengan Grand Indonesia, PIM, Pacific Place, dll. Lebih menarik mall-mall di Jakarta.

Pasar Kianggeh Bandar Seri Begawan Brunei

Pasar Kianggeh Bandar Seri Begawan Brunei

  • Makanan dan jajanan khas Brunei akan banyak ditemui di Pasar Kianggeh. Mau makan kenyang murah meriah hanya dengan 1 $ Brunei? Makanlah Nasi Katok. Yaa cuma nasi ayam goreng dengan sambal yang cenderung manis gitu doang sih. Tapi enak kok.

  • Secara kan ya, ini negara penghasil minyak, jadi wajar lah kalau harga BBM disini murah. Untuk yang kualitas bagus 1 liternya sekitar 50cent atau Rp. 4.000,-

  • Rokok adalah barang mahal di Brunei. Jangan merokok sembarangan!

  • Transportasi publik di Brunei menggunakan bus. Namun bentuknya tidak mirip dengan yang di Indonesia. Lazim disebut purple bus disana. Karena warnanya ungu. Berikut penampakannya

Purple Bus Brunei Darussalam

Purple Bus Brunei Darussalam

  • Brunei adalah negara yang multi etnis. Ada melayu, dayak, tionghoa, tamil dan beberapa etnis lain. Semua rukun dan saling menghargai.

  • Mata uang resmi Brunei Darussalam adalah $ Brunei atau biasa disebut dengan kode BND. Tapi masyarakat disini tidak menyebut dengan Dollar, melainkan Ringgit. Jadi ketika transaksi meskipun disebutnya Ringgit, tapi bukan kurs Ringgit Malaysia ya, karena nilai kurs nya beda jauh hehe.

  • Jangan kaget kalau ketemu banyak orang Jawa disini hahaha. Saya cukup kaget ketika ke pusat bandar mau tukar uang di money changer ketemu orang Madiun. Ketika mau cari makan, banyak warung masakan Jawa. Pas mau sholat di masjid Omar Ali Syaifudin ketemu orang-orang dengan logat “ngapak” Banyumasan. #yasalam

  • Kalau bingung bagaimana memanggil warga lokal, untuk orang tua panggil saja “Haji atau Hajjah”. Untuk yang lebih tua, panggil saja dengan “Kakak”.

  • Jangan bicara pakai kata “cocok” dan “butuh”. Tabu disini. Konon artinya agak jorok. Pakailah kata lain seperti “pas” dan “ingin”.

  • Jangan asal nunjuk-nunjuk sana-sini pakai jari telunjuk karena dianggap kurang sopan. Kalau ingin menunjuk sesuatu gunakanlah jempol. 

  • Hari besar lainnya bagi ultah sultan 13 Juli, banyak acara seru yang digelar. Jadi ini adalah saat yang tepat untuk berkunjung ke Brunei.

VIRGIN BEACH BALI

Jangan cuma mengenal Pantai Kuta, Lovina, Dreamland, dan Tanah Lot saja! Ternyata Bali masih menyimpan Virgin Beach, pantai di Kabupaten Karangasem yang masih tejaga dari tangan-tangan turis.

 

Siapa bilang tidak ada lagi pantai yang bersih dan tenang di Bali. Buktinya di Desa Perasi, Kabupaten Karangasem, terdapat Virgin Beach yang memang masih perawan. Perawan dari ulah tangan-tangan jahil manusia yang sudah mengotori pantai-pantai di Pulau Dewata dengan sampah.

 

Hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit dari lokasi Candidasa, wisatawan su dah bisa melihat panorama alam yang tenang dengan deburan ombaknya yang syahdu. Sebenarnya pantai ini bernama Pantai Perasi. Namun, wisatawan lebih mengenalnya dengan nama Virgin Beach atau White Sand Beach.

 

Tidak ada yang tahu dengan pasti mengapa turis mancanegara lebih suka menyebutnya seperti itu. Namun, bila dperhatikan memang tidak ada yang salah dengan nama Virgin Beach dan White Sand Beach. Fisik alam di pantai ini memang masih sepi, bersih, dan berpasir putih.

 

Oleh sebab itu, lokasi ini menjadi target promosi wisata untuk turis mancanegara. Deburan ombaknya yang tergolong sedang menggoda wisatawan untuk berenang dan "menari" bersama air. Pohon-pohon kelapa yang berada di bibir pantai menjadi hiasan

 

Saat menikmati ketenangannya, dua tebing yang mengapit pantai ini tampak menyembunyikan lokasi ini dari pandangan. Bukit Bugbung dan Perasi menjadi pagar hidup yang melindungi kesucian Virgin Beach.

 

Panorama laut di Virgin Beach memang luar biasa indah. Saat mengunjungi pantai ini, suasana sepi dan nyaman sangat terasa. Di beberapa sudut terlihat para turis yang sedang berjemur. Ya, turis yang datang ke pantai ini memang masih sangat jarang.

 

Karena kecantikannya yang memikat hati, sulitnya jalan menuju pantai ini tidak menyurutkan semangat pelancong. Walau susah, tapi kalau sudah melihat panorama Virgin Beach semua rasa lelah selama perjalanan akan hilang seketika.

 

Bosan menikmati pantai di Pulau Dewata yang itu-itu saja? Jangan ragu-ragu untuk melangkahkan kaki dan bersantai di Virgin Beach bersama om yoogie jalan jalan | 08179736313

[KULINER] 12 Kuliner Mie Maknyuuuss...

Mie dipercaya berasal sejak ribuan tahun lalu dari daratan China, dan kini telah menyebar ke seluruh dunia dengan beraneka bentuk, rasa, jenis dan bahan dasar pembuatannya. Di Indonesia sendiri, saat ini hampir setiap daerah memiliki olahan mie yang unik dan khas. Olahan-olahan mie ini bahkan telah menjadi ikon kuliner khas dari daerah-daerah tersebut. Keragaman bumbu dan rempah yang dimiliki kuliner nusantara telah menjadikan mie dapat dibuat dengan bermacam variasi yang sangat kaya. Berikut adalah 12 kuliner mie yang khas dari berbagai kota di Indonesia:

1. Mie Aceh

Mie Kepiting khas Aceh
Mie Aceh adalah olahan mie khas dari provinsi Serambi Mekah. Dominan rasa pedas dengan paduan gurih dan semburat rasa asam segar. Mie nya sendiri relatif besar dan kenyal. Biasanya tersedia dalam tiga jenis penyajian: Kuah, Goreng atau Basah (tidak terlalu kering tapi juga tidak berkuah). Biasanya "Isi"nya pun bisa kita pilih: Udang, Daging, Jamur, Cumi-Cumi, Kepiting ataupun gabungan dari pilihan-pilihan tersebut. Buat saya, pilihan isi favorit adalah kepiting. Jika di Banda Aceh, maka kepiting dalam mie ini disajikan utuh. Salah satu penjaja Mie Aceh yang terkenal di Banda Aceh adalah Mie Razali, kita juga bisa menemui penjaja Mie Aceh yang melegenda di kota Medan yaitu Mie Titi Bobrok. Di beberapa kota besar di Jawa, kita pun bisa dengan mudah menemukan penjaja Mie Aceh ini

2. Mie Celor

Mie Celor Khas Palembang
Jika kita ke Kota Palembang atau Jambi, Mie Celor merupakan kuliner wajib yang harus dicoba. Mienya berukuran besar dan lurus seperti spaghetti dengan kuah kental yang merupakan perpaduan antara santan, udang dan telur. Biasanya disajikan bersama potongan telur rebus, serpihan daging udang dan bawang goreng. Rasa asin dan gurih mendominasi cita rasa dari mie celor ini, juga aroma udang dan telur yang begitu terasa. Di Palembang, banyak dapat kita temui penjaja Mie Celor ini, salah satunya adalah Mie Celor 26 Ilir H. M. Syafei Z. Sedangkan di Jambi terdapat kedai besar yang menyajikan Mie Celor ini sebagai menu utamanya yaitu Mie Celor Hawa Jaya. Sedikit perbedaan Mie Celor Jambi dan Palembang ini adalah penggunaan daging sapi yang menggantikan udangnya.

3. Mie Koba

Mie Koba khas Bangka Belitung
Koba diambil dari nama daerah di Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung, tempat dimana Mie Koba ini berasal. Kuah tenggiri yang segar dan gurih dengan sedikit semburat rasa manis dari gula aren, menjadikan Mie Koba menjadi kuliner khas Bangka Belitung yang tidak boleh dilewatkan. Awalnya saya pikir tidak ada unsur ikan di kuliner yang satu ini, karena rasanya tidak terlalu mencolok, tapi ternyata justru ikan tenggiri lah kunci dari Mie Koba. Saat ini Mie Koba tidak hanya bisa dinikmati di tempat asalnya, akan tetapi sudah bisa dinikmati juga di ibukota provinsi Bangka Belitung, Kota Pangkal Pinang. Mie Koba disajikan dengan jeruk kunci yang khas untuk menambahkan kesegaran hidangan ini dan telur ayam rebus sebagai teman lauknya.

4. Mie Lendir

Mie Lendir alias Mie Rebus Kuah Kacang Khas Batam
Mendengar namanya awalnya saya bingung, mie macam apa ini? Ternyata ini adalah Mie Rebus Kuah Kacang yang dapat kita temukan sebagai menu sarapan di Kota Batam. Mie rebus dengan tauge yang ditemani taburan bawang daun dan bawang goreng diguyur kuahnya yang kental (mungkin ini yang membuat disebut mie lendir), dengan warna kecoklatan dari bumbu kacang. Rasa gurih dan manis yang berpadu dengan cantik dengan irisan cabe rawit untuk memperkuat rasa dengan sentuhan rasa pedas yang dihasilkan, juga satu butir telur rebus sebagai penyempurna

5. Soto Mie

Soto Mie Khas Bogor
Ada yang bilang ini adalah kuliner khas Bogor, ada juga yang bilang khas Betawi. Tapi yang jelas soto mie ini memang mudah ditemukan di dua kota tersebut. Mie, bihun, wortel, lobak, kentang, risol, daging, kikil, emping, bawang goreng dan bawang daun bersatu dalam mangkok yang diguyur kuah soto bening yang segar. Biasanya para pemburu kuliner yang tengah berwisata ke kota Bogor menjadikan Soto Mie ini sebagai salah satu destinasinya, karena memang Bogor terkenal dengan banyaknya penjaja soto mie yang lezat.

6. Mie Kocok

Mie Kocok Khas Bandung special pake Sumsum Sapi
Kalau yang ini jelas kuliner khas Bandung. Mie kuning dan tauge dengan kikil sapi dan kuah kaldu sapi yang kental. Di beberapa tempat, sumsum sapi jadi tambahan topping yang sulit untuk ditolak. Banyak penjaja mie kocok dapat kita temui di kota Bandung, baik yang menggunakan gerobak keliling, ataupun yang menjualnya di kedai/kios permanen. Mie Kocok Mang Dadeng yang berjualan di Jl. Banteng (KH Ahmad Dahlan) menjadi salah satu penjaja Mie Kocok paling ternama di kota Bandung.

7. Mie Ongklok

Mie Ongklok Khas Wonosobo
Namanya mungkin asing bagi sebagian orang tapi buat yang pernah berwisata ke Dieng, kuliner mie khas Wonosobo ini pasti pernah mereka dengar. Ya, Mie Ongklok memang jarang kita temui di kota lain selain di kota Wonosobo, Jawa Tengah. Mie kuning ditambah kol yang sudah direbus, kemudian diguyur dengan kuah "jenang" dari tepung kanji. Yang juga khas dari Mie Ongklok ini adalah cacahan daun kucainya. Tak lupa taburan bawang goreng dan potongan cabe rawit. Cita rasa manis dan gurih dari ebi mencuat sejak suapan pertama, ditambah sentuhan pedas dari cabe rawit. Biasanya Mie Ongklok ini juga disantap bersama sate ayam dengan bumbu kacang yang manis. Hmmm...

8. Mie Koclok

Mie Koclok Khas Cirebon
Yang ini Kuliner kota Cirebon. Mie yang direbus ditemani irisan kol dan tauge diguyur kuah putih kental yang terbuat dari tepung maizena, kaldu ayam, santan kental serta tentunya merica dan garam. Suwiran ayam, bawang daung dan bawang goreng menjadi pelengkap yang tidak boleh dilupakan beserta potongan telur ayam rebus. Rasa asin nan gurih segera menyeruak di dalam rongga mulut kita begitu kuah mie koclok ini kita seruput. Rasa dan teksturnya yang unik memang membuat mie koclok ini menjadi spesial, apalagi makanan yang satu ini sulit ditemukan di luar kota Cirebon

9. Bakmi Jogja

Bakmi Kuah khas Jogja
Mau rebus, goreng atau nyemek? Pedesnya segimana? Itulah pertanyaan standar yang biasa diajukan penjual bakmi khas Jogja jika kita memesan kuliner mie yang satu ini. Untuk yang rebus, mie akan direbus dalam kuah gurih ditemani ayam, kol, telor, tomat, daun bawang, acar dan taburan bawang goreng. Sedangkan untuk mie goreng, maka kecap menjadi kunci "pemersatu" semua ingredient di atas. Di beberapa tempat, proses memasak bakmi Jogja ini masih menggunakan arang, mungkin inilah yang membuat bumbunya lebih meresap ke dalam mie sehingga membuat sajian menjadi nikmat. Bakmi Kadin yang berdiri tahun 1947 di Jogja merupakan salah satu penjaja bakmi Jogja yang legendaris dan banyak peminatnya. Juga Bakmi Pele yang berjualan di kawasan Alun-Alun Utara Jogja.

10. Mie Tiaw Sapi

Mie Tiaw Sapi Khas Pontianak
Bergeser ke Pontianak, ada sajian kuliner khas di kota ini yang juga "diakui" di tingkat nasional, Mie Tiaw Sapi, mie lebar yang diolah dengan daging sapi, babat, tauge dan sayuran. Untuk yang Mie Tiau Goreng awalnya karena berwarna coklat gelap, saya pikir mie tiaw ini akan terasa sangat manis, tapi ternyata dugaan saya salah, rasanya justru cenderung asin. Salah dua penjaja Mie Tiaw ini di ibu kota Kalimantan Barat ini adalah Mie Tiaw Apollo dan Mie Tiaw Polo yang kedainya bersebelahan di Jl. Pattimura. Uniknya di bagian depan Mie Tiaw Apollo tertulis: "Berdiri sejak tahun 1968 tak pernah pindah" sementara kedai sebelah menulis "Mie Tiau Polo Pindahan dari sebelah" :)

11. Mie Kering

Mie Kering Khas Makassar
Selanjutnya kita menyeberang lagi ke Pulau Sulawesi, tepatnya ke ibu kota provinsi Sulawesi Selatan, Kota Makassar. Di kota ini kita bisa menemukan kuliner Mie yang menjadi salah satu ikon kulinernya: Mie Kering. Disebut demikian karena memang mie yang disajikan adalah mie kering alias mie yang digoreng kering seperti kerupuk. Keistimewaannya terasa ketika kuah panas diguyurkan diatasnya, tekstur mienya menjadi sangat khas, antara mulai lembut tapi tetap menyisakan kerenyahannya. Kuahnya seperti kuah capcay dengan sayuran dan potongan daging ayam. Dua penjual mie kering yang cukup terkenal di Makassar ini adalah Mie Titi dan Mie Anto.

12. Mie Cakalang

Mie Cakalang Khas Manado
Terakhir kita mengunjungi Manado, ibu kota Provinsi Sulawesi Utara, untuk menikmati Mie Cakalang yang bisa disajikan dalam bentuk goreng ataupun kuah. Sepintas tidak ada yang berbeda dengan mie cakalang ini, tapi begitu kita menyuapnya terdapat rasa yang unik yang dihasilkan dari potongan ikan cakalang fufu alias cakalang asap, rasanya asin dan gurih. Bahkan karena "kesengsem- dengan rasa cakalang yang khas ini saya pesan ikan cakalang goreng untuk memperkuat cita rasa mie ini. Salah satu tempat dimana kita bisa menikmati sajian ini adalah di salah satu pusat kuliner di kota Manado, Jl. Wakeke, tepatnya di Dego Dego Manado Cafe